Rabu, 10 Desember 2008

Kewajiban Orang Tua Kepada Anaknya

By: Sulaiman Al-Kumayi

Seorang ayah sambil menyeret anaknya mendatangi Khalifah Umar bin Khaththab, “Anakku ini durhaka kepadaku; aku besarkan dengan susah payah, tetapi sekarang perlakuannya sungguh-sungguh menyakitiku.” Umar bertanya kepada si anak, “Apakah kamu tidak takut kepada Allah; kamu telah durhaka kepada ayahmu, engkau tahu kewajiban anak kepada orang tua begini dan begitu.” Namun anak itu balik bertanya kepada Umar, “Wahai amîr al-mu’minîn [pemimpin orang-orang beriman], apakah anak tidak berhak menuntut haknya kepada ayahnya?” 

Umar menjelaskan, tiga hak anak yang harus dipenuhi seorang ayah, yakni [1] berkewajiban memilihkan ibu yang baik, jangan sampai terhina akibat ibunya, [2] memberi nama yang baik, dan [3] mengajari al-Quran. Anak itu pun berkata, “Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik, dia wanita yang dibeli 400 dirham, itulah ibuku. Di samping itu, aku diberi nama kelelawar jantan, dan juga aku sama sekali tidak pernah diajari al-Quran.
Umar pun menoleh balik kepada sang ayah, “Anda telah durhaka kepada anakmu sendiri sebelum ia durhaka kepadamu. Enyahlah kamu dari sini.”
Seorang ulama terkenal di Samarkand, Abu Hafsh pernah didatangi seorang ayah yang mengeluh karena dipukuli anaknya hingga sakit. Abu Hafsh terkejut, “Subhâna Allâh [Maha Suci Allah], masak ada anak memukul ayahnya?” “Sungguh, saya dipukul hingga sakit,” jelasnya. Kemudian ia ditanya, “Apakah Anda pernah mengajari anakmu dengan al-Quran?” “Tidak pernah,” jawabnya. “Lalu apa pekerjaan anakmu?” Dijawab, “Tani.”
Abu Hafsh—yang mempunyai visi spiritual yang matang itu—berkata, “Tahukah Anda mengapa anakmu sendiri tega memukulmu?” “Aku tidak tahu,” jawabnya kebingungan. Sang ulama pun menjelaskan, “Mungkin ketika anakmu sedang di atas himar [keledai] menuju ke sawah bernyanyi dan bersiul sementara di kiri kanannya kerbau dan lembu, di belakangnya anjing, kemudian Anda tiba-tiba menegurnya. Sehingga ia mengira Anda itu lembu yang sedang mengganggu, maka ia pun memukul Anda. Sungguh untung dan ucapkan al-Hamdu lillâh karena ia tidak memukul kepalamu.
Tsabit al-Bunani menuturkan, ada seorang anak memukul ayahnya di suatu tempat. Ketika anak itu ditegur orang-orang yang menyaksikan, ia menjawab, “Biarkan saja, karena dulu ketika aku masih remaja pernah memukul ayahku di tempat ini, dan sekarang aku dibalas anakku sendiri di tempat yang sama. Semoga kejadian ini menjadi tebusan atas kesalahanku. Karenanya anakku tidak dapat disalahkan.
Ahli hikmah menasehati: “Siapa durhaka kepada kedua orang tuanya ketika remaja, maka ketika kelak menjadi orang tua, ia tidak akan merasakan kesenangan dari anak-anaknya.”
Dikisahkan, ada seorang saleh, namanya Khalaf bin Ayyub, jika ia mempunyai memerlukan sesuatu tidak menyuruh anaknya, dan lebih suka menyuruh orang lain. Ketika ditanya, ia menjawab, “Aku khawatir kalau-kalau anakku tidak menuruti apa yang kuinginkan sehingga berdosa kepadaku dan masuk neraka. Dan aku tidak suka anakku masuk neraka.”
Berikan Tiga Hal Pada Anak
Berangkat dari kasus-kasus di atas, sebaiknya orang tua berkaca dan memeriksa diri sendiri. Mengapa anak-anak Anda tidak menghormati Anda sebagaimana harapan Anda?
Untuk melahirkan anak-anak yang sesuai dengan yang diidam-idamkan, maka penuhilah tiga hal yang menjadi hak anak. Nabi saw. bersabda, “Hak anak yang harus dilaksanakan oleh orang tua tiga: [1] memilihkan nama yang baik ketika lahir, [2] mengajarkan kepadanya kitab Allah [al-Quran], dan [3] mengawinkannya jika telah dewasa.”
Sebagai tambahan bagi para orang tua, hendaknya setiap selesai salat lima waktu senantiasa berdoa kepada Allah agar kiranya Dia berkenan memaafkan kesalahan Anda jika pada suatu ketika pernah menyakiti kedua orang tua, dan berharap semoga anak-anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah. Sumber kebahagiaan dan ketenteraman jiwa. Insya Allah, dengan cara ini Allah pasti memaafkan kesalahan Anda dan anak-anak Anda tidak akan menyakiti Anda. []


Tidak ada komentar: